Labaselo, Tempat Mengumpulkan Catatan Jejak Hari yang Dijalani

LaBaselo dijadikan nama blog dengan harapan setiap yang berkunjung dapat membaca semua kisah yang sudah dicatatkan dengan tenang, duduk dengan nyaman di mana pun lokasinya. 

Kata Labaselo berasal dari dua suku kata dalam bahasa Minang, La dan Baselo, yang mana kata "La" sama dengan kata "Alah" atau "Sudah" dalam bahasa Indonesia. Sedangkan "Baselo" sama dengan kata "Bersila" dalam bahasa Indonesia. Jadi, LaBaselo dapat dimaksudkan sebagai "sudah bersila". Kalau dalam bahasa anak gaul kekinian bisa dimaknai posisi duduknya sudah nyaman (Posisi Wuenak, pe-we, heheh).

LaBaselo Logo


LaBaselo Mencatatkan untuk Membekukan Kenangan

Namanya hidup, setiap hari yang dijalani selalu dipenuhi dengan pengalaman yang berbeda, kadang membuat emosi jiwa, terkadang membuat bahagia, lain waktu berurai air mata, pada kesempatan lain penuh canda tawa. 

Warna kehidupan yang tak selalu hitam atau putih itu sangat menarik untuk dicatatkan. Menurut para pendahulu, salah satu usaha dalam membekukan kenangan adalah menuliskannya dalam rangkaian kata-kata alias dalam bentuk tulisan.

Tulisan yang berisi catatan keseharian yang dijalani itu, suatu saat ketika dibaca lagi, mungkin nanti akan membuat yang menulis geleng-geleng kepala. 

Atau bagi yang sempat membacanya saat sekarang mungkin bisa menjadi pembelajaran, jadi nggak harus mengulang kejadian kurang enak yang sudah dijalani orang lain, kecuali kalau itu takdir yang memang harus dilalui.

Setiap kisah yang dituliskan tidak melulu tentang yang manis-manis, mungkin juga tidak semenarik kisah orang lain, tapi setidaknya apa yang dicatatkan dapat melegakan sesak dada yang menuliskan atau membantu menguraikan apa yang membuat kusut isi kepala.

Yang membaca tidak harus setuju dengan apa yang dituliskan, karena apa yang dicatatkan hanya salah satu sudut pandang. Jika catatan bukan tentang ilmu yang sudah baku, hanya sebuah persepsi, tidak perlu ribut untuk memperdebatkannya. 

Bukankah kita tidak bisa menyimpulkan segala sesuatunya hanya berdasarkan sudut pandang kita berdiri?

Akan tetapi, jika catatannya berpotensi menimbulkan kesalahpahaman, karena yang menulis mungkin terlalu melibatkan emosi yang sedang berkecamuk sehingga pikiran jernih agak tertutup oleh kabut-kabut ketidak senangan, pembaca diharapkan dengan lapang dada dapat memberikan kritikan yang membangun.

Semangat menulis.
Selamat datang dan selamat membaca Teman Baselo.

Komentar